REMAJA MASA KINI
A. Latar Belakang
“Kunci menjadi orang tua bagi anak remaja adalah komitmen,. Komitmen untuk memberi mereka cara hidup yang baik, yang tidak mempan digerus zaman. Juga dibutuhkan keterampilan berkomunikasi lewat bahasa mereka. Sangat mungkin di hadapan orang tua atau guru, remaja Anda terlihat baik dan polos. Tapi kalau mau tahu yang sebenarnya, coba diam-diam menyimak obrolan di antara mereka. Bahasa remaja ternyata banyak yang menunjukkan bahwa sebenarnya mereka sudah cukup ‘kenal seks’
Membuka diri untuk memahami bahasa remaja merupakan
salah satu cara untuk menyelami dunia mereka, dan kita harus siap membuka diri,
dan jalankan komitmen berdasarkan keselamatan anak. “Yang pertama, kenali dulu
anak kita sendiri. Caranya, jangan mengambil jarak dengan mereka, ikuti bahasa mereka,
gunakan istilah mereka. Yang kedua, kenali teman-temannya.
Gaya hidup “hura-hura” sangat
mendominasi dikalangan remaja barat. Namun, kebanyakan remaja telah mengadopsi
gaya hidup ini. Hal ini tidak terbatas pada kota-kota besar, tapi sudah banyak
remaja di kota-kota kecil yang merubah gaya hidup mereka. Remaja denga gay hidup
“hura-hura” menjalani hidup sesuai dengan keinginan mereka. Mereka menghabiskan
hidupnya untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan, berpesta pora, dan
menghabiskan waktu dengan sia-sia.
Dalam
pergaulan remaja barat, hampir tidak ada “batasan” antara pria dan wanita.
Pacaran yang kemudian dilanjutkan dengan pelukan, ciuman, bahkan hubungan badan
merupakan hal yang biasa. Dengan adanya pengaruh dari media yang sangat kuat,pergaulan
bebas mulai marak dikalanga generasi muda Indonesia.
A. Latar Belakang
Perkembangan
biologis dan ketertarikan terhadap pada lawan jenis merupakan hal normal pada
tumbuh kembang remaja. Melirik lawan jenis dan ingin tampil menarik juga
merupakan perkembangan yang normal. Tapi setelah ‘remaja galau’ ini saling
tertarik, jatuh cinta, dan saling ‘nembak’, selanjutnya lalu apa? Survei Komisi
Nasional Perlindungan Anak di 33 provinsi pada tahun 2008 menyebut, siswa SMP
dan SMA yang menonton film porno sebanyak 97%. Saat bepacaran, remaja yang
melakukan ciuman, masturbasi, dan oral seks sebanyak 93.7%. Siswa SMP yang
sudah tidak perawan tercatat 62.7%, dan yang pernah aborsi mencapai 21.2%.
Diakui
atau tidak, orang tua kerap mengalami kendala saat ingin berbicara soal seks
dengan remaja mereka. Masih melekat pandangan bahwa ‘ngomong soal seks itu
tabu’, kurangnya pengetahuan, atau tidak tahu bagaimana memulainya. Padahal
membicarakan masalah seksualitas dengan remaja dapat dilakukan dari berbagai
sudut pandang.
Kurangnya
informasi dari keluarga tentang perkembangan seksualitas pada remaja
laki-laki didasari pada pemikiran yang keliru dari generasi ke generasi. “Orang
tua menganggap anak perempuan harus diawasi lebih ketat dan diberi bekal yang
cukup, karena berisiko dihamili.
Dewasa ini zaman sudah
semakin berubah dengan pesat, dari teknologi, gaya
hidup, tata kehidupan, tata bahasa dan masih banyak yang lainnya yang
sudah berubah dari zaman dahulu sampai dengan sekarang. Globalisasi kini juga
sudah merajarela termasuk saja yang terkena pengaruh globalisasi, sekarang
globalisasi sudah sangat sulit terbendung.karena banyak remaja masa kini yang
pergaulannya sangat bebas dan tidak teratur.
Era globalisasi yang dihadapi
oleh adik-adik kita yang saat ini masih labil emosinya yaitu anak-anak sekolah
dari SMP bahkan sampai dengan jenjang kuliah dikarenakan belum banyak
mengetahui bagaimana mereka menghadapi kehidupan saat ini yang bisa di bilang
Zaman edan. Proses interaksi dan saling pengaruh-mempengaruhi, bahkan
pergesekan kepentingan antar-bangsa terjadi dengan cepat dan mencakup masalah
yang semakin kompleks.
B. Gaya Pacaran dan Pergaulan Remaja Masa Kini
Survei
yang tak kalah mengejutkan juga dilakukan oleh Perkumpulan Keluarga Berencana
Indonesia pada tahun 2012, yang menyebut bahwa 60% remaja melakukan
hubungan seks pranikah di rumah orang tuanya sendiri. Remaja-remaja ini rupanya
tahu persis kapan orang tua mereka pergi bekerja dan kapan pulangnya. Mereka
melakukan di rumah mungkin karena belum punya cukup uang atau tak berani
untuk melakukannya di hotel atau losmen. Selain itu, karena kedua orang tua
bekerja, di rumah hanya ada Si Mbak, sementara kontrol sosial semakin longgar.
Nyatanya hubungan seks yang belum waktunya dilakukan itu bisa dengan leluasa mereka lakukan. Pada masyarakat urban, remaja yang melakukan hubungan seks pranikah jumlahnya lebih banyak. Kedua orang tua mereka bekerja, tidak ada yang mengawasi.
Nyatanya hubungan seks yang belum waktunya dilakukan itu bisa dengan leluasa mereka lakukan. Pada masyarakat urban, remaja yang melakukan hubungan seks pranikah jumlahnya lebih banyak. Kedua orang tua mereka bekerja, tidak ada yang mengawasi.
Bila remaja
putri diajar menjaga dirinya, remaja laki-laki juga harus diajari
mengelola kelaminnya. Sebab dalam banyak kasus, laki-laki adalah pihak yang
aktif merayu perempuan agar bersedia memenuhi dorongan seksualnya dengan
berbagai alasan, misalnya untuk membuktikan kesungguhan cinta mereka.
“Kunci menjadi orang tua bagi anak remaja adalah komitmen,. Komitmen untuk memberi mereka cara hidup yang baik, yang tidak mempan digerus zaman. Juga dibutuhkan keterampilan berkomunikasi lewat bahasa mereka. Sangat mungkin di hadapan orang tua atau guru, remaja Anda terlihat baik dan polos. Tapi kalau mau tahu yang sebenarnya, coba diam-diam menyimak obrolan di antara mereka. Bahasa remaja ternyata banyak yang menunjukkan bahwa sebenarnya mereka sudah cukup ‘kenal seks’
Banyak yang bilang bila pergaulan remaja saat ini
sudah sangat jauh berubah dibanding pada masa-masa sepuluh tahun silam. Remaja
sekarang lebih mampu berekspresi pada emosi dan mengungkapkan perasaan tanpa
sembunyi-sembunyi dan malu seperti dulu. Sudah lumrah saat ini kita melihat
remaja mengungkapkan kemarahan, sedih dan kegembiraanya dengan kata-kata yang
terucap secara langsung, Teman Baiktanpa basa-basi seperti halnya remaja pada
zaman dahulu. Dengan santai mereka bisa mengungkapkan ketidak sukaanya pada
ayah atau pun ibunya.
Merangkul dan mencium mesra ibu mereka tercinta.
Perilaku ini pun diterapkan pada pergaulan mereka sehari-hari. Dengan biasa
mereka mengexpresikan perasaan cinta dan sayang pada pacar mereka di tempat-tempat
umum. Sudah umum dilihat saat ini bila di mall-mall para remaja biasa
bergandengan tangan, berpelukan bahkan berciuman. Buat para orang tua, perilaku
seperti ini sangat mengejutkan dan membuat mereka merasa kuatir. Namun,
seringkali para orang tua lupa, bahwa saat mereka remaja, perilaku mereka pun
sering membuat kecut hati para orang tua mereka sendiri! apabila orang tua
terlalu keras akibat perasaan kuatir yang mereka miliki, maka remaja akan
cenderung memberontak dan bersikap jauh lebih keras dan pertikaian antara orang
tua dan anak pun tidak dapat lagi dihindari.
Remaja bergaul memang adalah sebuah kebutuhan.
Sama halnya dengan dahaga yang ingin terpuaskan. Mereka ingin mengenal banyak
orang dari berbagai lingkungan. Ini sebetulnya tidak terlepas dari proses
pencarian jati diri semata. Dengan membebaskan perasaan dan isi hati, mereka
juga mengharapkan kebebasan dan ketenangan jiwa. Bila dikekang, mereka nampak
begitu sedih dan terkekang. Tapi bila pergaulan terlalu dibebaskan, juga sangat
mengkuatirkan. Yang penting berkomunikasi dan terarah. Bilamana sang remaja
masih mampu berkomunikasi dengan keluarga dan orang tua, maka bimbingan untuk
pergaulan pun dapat tersampaikan. Informasi tentang apa yang sebaiknya mereka
lakukan dengan teman-teman dan apa efek dari apa yang mere lalukan dan perbuat
juga perlu dikomunikasikan.
Pergaulan remaja saat ini perlu mendapat sorotan
yang utama, karena pada masa sekarang pergaulan remaja sangat mengkhawatirkan
dikarenakan perkembangan arus modernisasi yang mendunia serta menipisnya moral
serta keimanan seseorang khususnya remajanya pada saat ini. Ini sangat
mengkhawatirkan Bangsa karena ditangan generasi mudalah Bangsa ini akan dibawa,
baik buruknya Bangsa ini sangat tergantung dengan generasi muda
Hal ini merupakan tanggung jawab seluruh elemen
agar hal-hal seperti ini tidak terjadi dan dapat diatasi.Hal-hal yang dapat dilakukan
diantaranya yakni peran orang tua didalam keluarga dalam mengawasi tingkah laku
anak namun tidak berhak bertindak otoriter terhadap anak, dan dapat menjalankan
fungsi sebagai orang tua dengan baik, diantaranya memberikan kasih sayang,
pendidikan budi pekerti, serta mengajarkan cinta kasih terhadap sesame.
Sehingga terjadi keselarasan antara anak dengan dirinya serta lingkungan
keluarganya.
C. Fakta Remaja Masa Kini
Fakta menunjukkan remaja masa kini lebih larut dalam hal-hal yang baru, seperti :
1.
Remaja
masa kini, sering memegang HP daripada buku pelajaran
2.
Remaja
masa kini, ketika ditelefon pacar, dia sambil SMS an dengan pacar yang lain
3.
Remaja
masa kini, lebih patuh terhadap HP nya daripada orang tuanya
4.
Remaja
masa kini, lebih takut kehilangan HP daripada keperawanannya
5. Remaja
masa kini, biasa memanggil pacar dengan kata ma’ dan pa’ tapi tidak tau apa
artinya
6.
Remaja
masa kini, lebih memilih update status sebelum tidur, daripada baca do’a
sebelum tidur
7.
Remaja
masa kini, lebih suka pacaran dengan gaya online, daripada on the home
8. Remaja
masa kini, lebih mengingat jasa pacar nya daripada jasa para pahlawan
9.
Remaja
masa kini, lebih suka memakai Behel, daripada memakai BH nya
10.
Remaja
masa kini, lebih mengingat jadwal kencan, daripada jadwal sholat lima waktu
11.
Remaja
masa kini, lebih suka kumpul ditepi jalan, daripada belajar kelompok
12. Ada banyak sekali fakta tentang remaja masa
kini, yang belum di tuliskan disini
D. Faktor yang Mempengaruhi
1. Lingkungan Keluarga
Peran keluarga amatlah penting dalam memberikan
pengarahan, karena orang tua itu sangat besar pengaruhnya terhadap
pergaulan anaknya. Jika orang tuanya mengajarkan yang baik-baik, misalnya
tatakrama, pengetahuan agama, sopan santun, dll maka anak tersebut akan
nenerapkan juga di lingkungan luarnya dan ia pun mencari pergaulan yang
hamper sama dengan lingkungan keluarganya. Sedangkan sebaliknya jika orang tua
mengajarkan yang tidak baik kepada anaknya maka anaknya tersebut akan
terpengaruh dan mengikuti orang tuanya yaitu berprilaku buruk karena ada
pepatah bilang “ buah itu jatuh tidak jauh dari pohonya “, oleh karena itu jika
orang tuanya baik anaknya pun akan baik dan begitu sebaiknya. Tetapi walaupun
perhatian keluarga/ orang tua sangat penting, orang tua pun terlalu keras
terhadap anaknya karena dengan begitu mungkin anak pun akan jenuh dengan
perhatian orang tua yang berlebihan dan mungkin agak keras jadi sebaiknya
keluarga / orang tua memberikan perhatian yang wajar-wajar saja tidak
berlebihan tetapi juga tidak membebaskan pergaulan anak remajanya., (adanya
umpan timbal balik , yaitu dimana jika orang tua memberikan kasih sayang maka
anaknya pun akan memberikan kasih sayang kepada orang tuanya )
2. Lingkungan Sekitar
Lingkungan
dalam pergaulan remaja ini pun tak kalah pentingya dengan keluarga, jika remaja
tersebut tinggal dan bergaul di lingkungan yang buruk maka ia akan terbawa
buruk juga misalnya remaja tersebut hidup di lingkungan yang kebanyakan orang
–orangnya selalu berbuat yang tidak baik misalnya berjudi berpakaian seksima
bisa jadi anaknya tersebut akan terpengaruh pergaulan yang seeperti itu akan
tetapi sebaliknya jika anak tersebut tinggal dan bergaul di lingkungan yang
baik maka anak tersebut secara tidak langsung akan mengikuti prilaku terbaik
tersebut.
3. Teman
Masa remaja adalah masa dimana suatu anak masih
mencari jati diri mereka yang sebenarnya, masa ini masa yang sangat rentan dan
harus terus di control oleh para orang tua kepada anak mereka. Remaja yang
tidak dapat memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua yang tidak
memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul. Karena
remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat
diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’.
Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku
tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku
sesuai dengan pengetahuannya.
4. Pendidikan Spriritual
Pendidikan
spiritual seharusnya di tanamkan kepada para remaja sejak dini agar tercipta
suatu remaja yang berahklak dan berbudi luhur baik, karena remaja yang
berakhlak akan membuat moral remaja tersebut menjadi baik dan remaja tersebut
mempunyai pegangan dalam hidupnya, karena suatu agama adalah pegangan bagi
manusia di dunia ini. Jika seorang remaja tidak pernah menanamkan keagamaan
dalam kehidupannya remaja tersebut akan terjerumus ke dalam pegaulan bebas
karena ia tidak punya pegangan dalam hidupnya, keagamaan tersebut bisa di dapat
dari keluarga, lingkungan, dan kehidupa sehari-harinya.
Faktor Penyebab Pergaulan Bebas Remaja Masa Kini
1. Sikap mental yang tidak sehat
2. Pelampiasan rasa kecewa
3. Kegagalan remaja dalam menyerap norma dan pendidikan agama
4. Teman dan komunitas tempat tinggal yang kurang baik
E. Akibat Pergaulan Remaja Masa Kini
Perubahan Gaya Hidup Remaja.
Pergaulan Bebas.
Sex Bebas
F. Kesimpulan
Dari bahasan yang saya ambil keseluruhannya saya tarik
kesimpulan bahwa pergaulan dan kebudayaan saat ini
mengenai remaja khusunya di negara Indonesia sudah sangat jauh dari norma
kesopanan, norma agama dan telah melupakan kebudayaa timur, yang menjunjung
tinggi semua norma kebaikan seperti norma kesopanan, norma agama, daln
lain-lain.
Komentar
Posting Komentar